Share tutorial menarik dan tips unik seputar blogger.

Saturday 17 May 2014

Dampak Polusi Udara Bagi Kesehatan Manusia Dan Lingkungan

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBz2npRx-FXITtJkRLQD_13eHPC6_YdRTex3jZfSaYfXmIuoymrYvKZiuvQ_ojjXf3dHG3raQc3R6he4LdOoPIR9djRnMfoGF6qOe_JzouJ7__pqDDC_yRZJTXScrjqFn6ZACP0UDekRs/s1600/s.jpg
1.  GANGGUAN KESEHATAN
Kualitas udara yang layak harus tersedia untuk mendukung terciptanya kesehatan masyarakat.  Standar tentang batas-batas pencemar udara secara kuantitatif diatur dalam baku mutu udara ambient dan baku mutu emisi.
Berbagai polutan udara dapat menyebabkan gangguan kesehatan bagi manusia dan makhluk hidup lain antara lain:

a.  Karbon monoksida
Gas CO yang terhirup dapat bereaksi dengan hemoglobin pada sel darah merah seningga menghalangi pengangkutan oksigen yang sangat dibutuhkan tubuh.  Efek yang ditimbulkan diantaranya adalah pusing, sakit kepala, rasa mual, ketidaksadaran (pingsan), kerusakan otak, dan kematian. Gas CO yang terhirup dapat pula berdampak pada kulit dan menyebabkan masalah jangka panjang pada penglihatan.


Konsentrasi CO di udara (ppm)
Konsentrasi COHb dalam darah (%)
Gangguan pada tubuh
3
0,98
Tidak ada
5
1,30
Belum begitu terasa
10
2,10
Gangguan sistem saraf sentral
20
3,70
Gangguan panca indra
40
6,90
Gangguan fungsi jantung
60
10,10
Sakit kepala
80
13,30
Sulit bernafas
100
16,50
Pingsan - kematian

b.  Sulfur oksida, nitrogen oksida dan ozon
Gas sulfur oksida, nitrogen oksida, dan ozon pada konsentrasi rendah dapat menyebabkan iritasi mata dan saluran pernapasan.
Menghirup ketiga gas tersebut dalam waktu cukup lama dapat menyebabkan gangguan pernapasan kronis seperti bronkitis, amfisema, dan asma.  Penyakit-penyakit ini umumnya ditandai dengan kesulitan bernapas (sesak) akibat kerusakan organ pernapasan.
Gas-gas ini juga dapat memperparah gagguan pernapasan yang sedang diderita seseorang.
Sulfur oksida dan ozon dapat membahayakan kehidupan tumbuhan karena beersifat racun bagi tumbuhan.
Polutan SOx mempunyai pengaruh terhadap manusia dan hewan pada konsentrasi jauh lebih tinggi dari pada yang diperlukan untuk merusak tanaman.  Kerusakan pada tanaman terjadi pada konsentrasi sebesar 0,5 ppm, sedangkan konsentrasi yang berpengaruh terhadap manusia seperti pada table berikut:
Konsentrasi (ppm)
Pengaruh
3 - 5
dapat dideteksi dari baunya
8 - 12
mengakibatkan iritasi tenggorokan
20
mengakibatkan iritasi mata, batuk.  Merupakan kadar maksimum yang diperbolehkan untuk kontak dalam waktu lama.
50 - 100
Merupakan kadar  maksimum yang diperbolehkan untuk kontak dalam waktu singkat
400 – 500
Berbahaya meskipun kontak secara singkat

Oksida nitrogen memiliki dua macam bentuk yaitu NO dan NO2.  Penelitian terhadap aktivitas mortalitas kedua komponen tersebut menunjukkan NO2 empat kali lebih beracun dari pada NO, tetapi No pada konsentrasi udara ambient yang normal NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang lebih beracun terutama terhadap paru-paru.

Oksidan fotokimia seperto ozon dapat menyebabkan iritasi pada mata.  Kontak dengan ozon pada konsentrasi 1,0 sampai 3,0 ppm selama 2 jam mengakibatkan pusing yang berat dan kehilangan koordinasi pada beberapa orang yang sensitive.  Kontak dengan ozon pada konsentrasi sekitar 3,0 ppm selama beberapa waktu mengakibatkan edema pulmonary pada kebanyakan orang.

c.  Materi partikulat
Materi-materi partikulat yang banyak terdapat di area pabrik, konstruksi bangunan, dan pertambangan seperti serbuk batu bara, serbuk kapas, serbuk kuarsa, dan serat asbes, dapat menyebabkan penyakit paru-paru.  Tingkat keparahan penyakit dapat beragam, mulai dari peradangan sampai pembentukan tumor paru-paru.
Pada umumnya udara yang telah tercemar oleh partikel dapat menimbulkan bebagai macam penyakit saluran pernapasan atau pneumoconiosis.  Pneumoconiosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel (debu) yang masuk atau mengendap di dalam paru-paru.  Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron tertahan di saluran pernapasan bagian atas, partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan pada saluran pernapasan bagian tengah, sedangkan partikel yang berukuran 1 sampai 3 mikron akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru kemudian menempel pada alveoli.  Partikel yang kurang dari 1 mikron akan ikut keluar saat napas dihembuskan.
Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang banyak dijumpai di daerah kegiata indutri dan teknologi antara lain:
1)      Silikosis
Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu silica bebas, berupa SiO2 yang terhisap masuk ke paru-paru, kemudian mengendap dengan masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun.  Penyakit silikosis di tndai dengan sesak napas yang disertai batuk, seringkali tidak disertai dahak.  Bila silikosis sudah berat, sesak napas akan semakin parah, kemudian diikuti dengan hipertropi jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan kegagalan kerja jantung.
2)      Asbestosis
Penyakit asbestosis disebabkan oleh debu atau serat asbes, yaitu campuran dari berbagai macam silikat terutama magnesium silikat.  Gejala yang ditunjukkan berupa sesak napas dan batuk dengan dahak.  Pemeriksaan pada dahak akan menunjukkan adanya debu asbes dalam dahal tersebut.  Ujung-ujung jari penderitanya akan tampak membesar atau melebar.
3)      Bisinosis
Bisinosis adalah penyakit pneumoconiosis yang disebabkan oleh serat kapas.  Masa inkubasinya yaitu sekitar 5 tahun,  dengan tanda-tanda awal berupa sesak napas dan terasa berat pada dada.  Pada bisinosis tingkat lanjut atau berat, biasanya diikuti dengan penyakit bronchitis kronis dan mungkin juga disertai dengan emphysema.
4)      Antrakosis
Antrakosis adalah penyakit saluran pernapasan yang disebabkan oleh debu batu bara.  Masa inkubasi antara 2 sampai 4 tahun.  Karena pada debu batu bara terkadang juga terdapat debu silikat, penyakit antrakosis juga sering disertai dengan penyakit silikosis sehingga disebut silikoantrakosis.
Penyakit antrakosis ada tiga macam, yaitu:
*        Antrakosis murni
*        Silikoantrakosis
*        Tuberkolosilikoantrakosis
5)      Beriliosis
Beriliosis disebabkan oleh debu logam, baik berupa logam murni, oksida, sulfat, maupun dalam bentuk halogenida.  Debu logam dapat menyebabkan nesoparingitis, bronchitis, dan pneumonitis yang ditandai dengan gejala sedikit demam, batuk kering dan sesak napas. 
Penyakit beriliosis banyak timbul pada pekerja industry yang menggunakan logam campuran berilium, tembaga, seng, mangan, pada pekerja pabrik fluoresen, pabrik pembuatan tabung radio, dan pengolahan bahan penunjang industry nuklir, dengan masa inkubasi 5 tahun. 
Penyakit beriliosis ditandai dengan gejala mudah lelah, berat badan yang menurun dan sesak napas. 
Materi partikulat lain yang dapat membahayakan kesehatan adalah timbal.  Timbal sangat beracun (toksik) dan dapat terakumulasi dalam tubuh, serta menyerang berbagai sistem tubuh, seperti sistem pencernaan dan sistem saraf, fungsi jantung dan ginjal.
Anak-anak lebih rentan terhadap efek timbal dibandingkan orang dewasa.  Timbal dapat menyebabkan keterbelakangan mental pada anak-anak.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa timbal dapat menyebabkan gangguan kesehatan pada hewan.


d.  Asap rokok
Asap rokok mengandung berbagai zat berbahaya seperti benzo-α-pyrene dan formaldehid yang berpotensi menimbulkan bermacam-macam penyakit seperti ganggua pernapasan, penyakit jantung dan kanker paru-paru.


e.  Zat-zat penyebab kanker
zat-zat penyebab kanker antara lain kloroform, para-diklorobenzena, tetrakloroetilen, trikloroetan, dan radioaktif (misalnya radon).  Zat-zat tersebut umumnya merupakan jenis polutan udara di dalam ruangan (indoor air pollutans).

f. Suara
Kontak dengan suara bising dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan organ pendengaran yang bersifat permanen (tuli). 
Suara yang dikategorikan menimbulkan kebisingan berkekuatan di atas 50 dB.  Gangguan yang timbul terutama pada system pendengaran, sedangkan gangguan lain diantaranya:
*        Ketegangan yang pada akhirnya menyebabkan sulit tidur
*        Perubahan tekanan darah
*        Perubahan denyut nadi
*        Dapat mengganggu janin dalam kandungan
*        Kontraksi perut
*        Gangguan jantung
*        Gangguan ingatan
*        Gangguan kejiwaan, strees bahkan gila serta penyakit-penyakit lain.

g. Bahan radioaktif
Polusi bahan radioaktif berasal dari debu radioaktif yang berasal dari ledakan bom dan reactor atom.  Bahaya radiasi yang ditimbulkan oleh α, β, γ, serta partikel neutron hasil pembelahan inti.  Dampak polusi bahan radioaktif, antara lain:
*        Terjadinya perubahan struktur zat dan pola reaksi kimia sehingga dapat merusak sel tubuh
*        Penurunan kemampuan otak
*        Penurunan sel darah putih sehingga daya tahan tubuh menurun
*        Kehilangan nafsu makan
*        Turunnya berat badan
*        Diare dan demam
*        Peningkatan denyut jantung
*        Pusing-pusing
*        Kanker darah (leukemia)
*        Kanker tulang akibat konsentrasi Sr dalam tulang yang mengandung Ca.
2.  ASBUT
Istilah asbut (asap kabut) di adaptasi dari bahasa Inggris smog (smoke dan fog).
Istilah ini muncul sekitar awal abad ke-20, ketika asap dan kabut tebal tampak di kota London akibat revolusi industri di kota tersebut.
Berdasarkan jenis polutan penyebabnya, asbut dapat dibedakan menjadi asbut industri dan asbut fotokimia.
Polutan utama penyebab asbut industri adalah sulfur oksida dan materi partikulat yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil oleh industri, warnanya tampak keabuan.  Asbut ini sering terlihat keluar dari cerobong asap pabrik.
Polutan utama penyebab asbut fotokimia adalah nitrogen oksida yang berasal dari kendaraan bermotor dan hidrokarbon yang berasal dari berbagai sumber.  Kedua polutan ini akan mengalami reaksi fotokimia membentuk ozon.  Ozon tersebut dapat bereaksi dengan berbagai polutan udara lainnya membentuk ratusan jenis polutan sekunder yang membahayakan kesehatan.  Nitrogen oksida menyebabkan asbut fotokimia tampak berwarna kecoklatan.  Asbut ini sering terlihat di langit kota-kota besar, seperti Jakarta.
Asbut dapat mengganggu penglihatan sehingga menghambat berbagai aktivitas manusia, seperti penerbangan.  Selain itu, asbut juga mengganggu pernapasan sehingga dapat menyebabkan kematian.  Contoh akibat asbut yang fatal adalah asbut industri yang terjadi pada tahun 1952 di kota London, yang menyebabkan kematian 12.000 orang.  Di Indonesia, kasus asbut cukup sering terjadi, misalnya akibat kebakaran hutan di Kalimantan dan Sumatra atau karena banyaknya pabrik dan kendaraan bermotor di kota-kota besar.

3.  HUJAN ASAM
Hujan sebenarnya secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah enam) karena CO2 dengan uap air di udara membentuk asam lemah yang bermanfaat untuk melarutkan mineral dalam tanah yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan hewan.  Namun berbagai polutan udara dapat meningkatkan keasaman air hujan, sehingga disebut hujan asam.

Hujan asam didefinisikan sebagai hujan dengan pH di bawah 5,6.  Polutan yang menyebabkan hujan asam adalah nitrogen oksida dan sulfur dioksida.  Zat-zat ini di atmosfer akan bereaksi dengan uap air, membentuk asam sulfat, asam nitrat, dan asam nitrit yang mudah larut sehingga jatuh bersama air hujan.  Air hujan tersebut akan meningkatkan kadar keasaman tanah dan air permukaan.
Dampak dari hujan asam di antaranya adalah: 
·         Mempengaruhi kualitas air permukaan bagi biota yang hidup di dalamnya.  Suatu penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang erat antara penurunan pH dengan penurunan populasi ikan dan biota air lainnya di perairan.
·         Merusak tanaman.  Hujan asam dapat merusak jaringan tanaman sehingga menghambat pertumbuhannya dan dapat menyebabkan kematian.
·          Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga mempengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan.  Air yang tercemar logam berat jika dikonsumsi dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan.
·         Bersifat korosif, sehingga merusak berbagai bahan logam seperti mobil dan pagar, monumen dan patung atau komponen bangunan.
·         Menyebabkan penyakit pernapasan
·         Pada ibu hamil, dapat menyebabkan bayi lahir prematur dan meninggal.

4.  PEMANASAN GLOBAL
Pemanasan global adalah kejadian meningkatnya suhu rata-rata bumi, akibat efek rumah kaca.
Efek rumah kaca merupakan peristiwa tertahannya atau terperangkapnya panas matahari di lapisan atmosfer bumi bagian bawah oleh gas-gas rumah kaca yang membentuk lapisandi atmosfer.
Gas-gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global meliputi berbagai polutan udara, seperti :
-          Karbondioksida (CO2)
-          Metan (CH4)
-          Nitrat oksida (N2O)
-          Hidrofluorokarbon (HFC)
-          Klorofluorokarbon (CFC)

Terjadinya peningkatan suhu bumi akan mengakibatkan mencairnya es di kutub dan meningkatkan suhu air laut.  Dampak lebih lanjut antara lain:
·         Menambah volume air laut sehingga permukaan air laut akan naik.
·         Menimbulkan banjir di daerah pantai.
·         Dapat menenggelamkan pulau-pulau da kota-kota besar yang berada di tepi laut.
·         Meningkatkan penyebaran penyakit menular.
·         Curah hujan di daerah yang beriklim tropis akan lebih tinggi dari normal
·         Tanah akan lebih cepat kering, walaupun sering terkena hujan.  Kekeringan akan mengakibatkan banyak tanaman mati sehingga di beberapa tempat dapat mengalami kekurangan makanan.
·         Akan terjadi angin besar di berbagai tempat.
·         Berpindahnya hewan ke daerah yang lebih dingin.
·         Musnahnya hewan dan tumbuhan, termasuk manusia yang tidak mampu berpindah atau beradaptasi dengan suhu yang lebih tinggi.
Meningkatnya suhu global juga diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan lain, seperti meningkatnya intensitas kejadian cuaca yang ekstrim serta perubahan jumlah dan pola presipitasi.

5.  PENIPISAN OZON DI LAPISAN STRATOSFER
Sejumlah senyawa polutan yang dapat menghancurkan ozon sehingga jumlahnya berkurang adalah senyawa yang mengandung unsur klorin (Cl) dan bromin (Br). 
Contohnya adalah klorofluorokarbon (CFC), yang berasal terutama dari aerosol, lemari pendingin dan pendingin udara (AC). 
Contoh senyawa lain adalah metil bromida yang dapat ditemukan dalam pestisida dan metil kloroform serta karbon tetraklorida yang banyak digunakan sebagai pelarut di industri.
Penipisan lapisan ozon menyebabkan sebagian besar radiasi sinar UV terpancar ke permukaan bumi.  Sinar UV memiliki dampak yang buruk terhadap makhluk hidup, diantaranya menimbulkan mutasi, kanker kulit, penyakit pada tumbuhan, dan pada akhirnya menurunkan populasi makhluk hidup.  Penelitian menunjukkan bahwa penuruna populasi fitoplankton dan ikan-ikan di perairan antartika berhubungan langsung dengan penipisan ozon tersebut.


Polusi Udara
Polusi udara berasal dari berbagai sumber, dengan hasil pembakaran bahan bakar fosil merupakan sumber utama. Contoh sederhana adalah pembakaran mesin diesel yang dapat menghasilkan partikulat (PM), nitrogen oksida, dan precursor ozon yang semuanya merupakan polutan berbahaya. Polutan yang ada diudara dapat berupa gas (misal SO2, NOx, CO, Volatile Organic Compounds) ataupun partikulat. Polutan berupa partikulat tersuspensi, disebut juga PM (Particulate Matter) merupakan salah satu komponen penting terkait dengan pengaruhnya terhadap kesehatan. PM dapat diklasifikasikan menjadi 3; yaitu coarse PM (PM kasar atau PM2,5-10) berukuran 2,5-10 μm, bersumber dari abrasi tanah, debu jalan (debu dari ban atau kampas rem), ataupun akibat agregasi partikel sisa pembakaran. Partikel seukuran ini dapat masuk dan terdeposit di saluran pernapasan utama pada paru (trakheobronkial); sedangkan fine PM
(<2,5 μm)  dan ultrafine (<0,1 μm)berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan dapat dengan mudah terdeposit dalam unit terkecil saluran napas (alveoli) bahkan dapat masuk ke sirkulasi darah sistemik. Klasifikasi berdasar ukuran ini juga terkait dengan akibat buruk partikel tersebut terhadap kesehatan sehingga WHO dan juga US Environmental Protection Agency menetapkan standar PM dan polutan lain untuk digunakan sebagai dasar referensi 

Tabel 1. Standar polutan udara menurut EPA
Pollutan                      Waktu
PM10 (μg/m3)     150 (/24jam) 50 (/tahun)
PM2,5 (μg/m3)    65 (/24 jam) 15 (/tahun)
Ozone (ppm)        0.12 (/1jam) 0.08 (/8 jam)
NO2 (ppm)          0.053 (/tahun)
SO2 (ppm)         0.14 (/24 jam) 0.03 (/tahun)

Mekanisme terjadinya gangguan kesehatan akibat polusi udara secara umum
Efek yang ditimbulkan oleh polutan tergantung dari besarnya pajanan (terkait dosis/kadarnya di udara dan lama/waktu pajanan) dan juga faktor kerentanan host (individu) yang bersangkutan (misal: efek buruk lebih mudah terjadi pada anak, individu pengidap penyakit jantung-pembuluh darah dan pernapasan, serta penderita diabetes melitus). Pajanan polutan udara dapat mengenai bagian tubuh manapun, dan tidak terbatas pada inhalasi ke saluran pernapasan saja. Sebagai contoh, pengaruh polutan udara juga dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan mata. Namun demikian, sebagian besar penelitian polusi udara terfokus pada efek akibat inhalasi/terhirup melalui saluran pernapasan mengingat saluran napas merupakan pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh. Selain faktor zat aktif yang dibawa oleh polutan tersebut, ukuran polutan juga menentukan lokasi anatomis terjadinya deposit polutan dan juga efeknya terhadap jaringan sekitar. Fine PM
(<1 μm)   dapat dengan mudah terserap masuk ke pembuluh darah sistemik. Indikator akibat pajanan jangka pendek dan jangka panjang polutan terhadap kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2.

Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit:
1. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.
2. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons).
3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh.
4. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.
5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas.
6. Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.
7. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
8. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar makrofag pada paru).


Tabel 2. Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang
Pajanan jangka pendek
- Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
- Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
- Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah)
- Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
- Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)
Pajanan jangka panjang
- Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
- Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru osbtruktif kronis)
- Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
- Kanker
Sumber: WHO dan ATS (American Thoracic Society) 2005


Polutan udara spesifik yang banyak berpengaruh terhadap kesehatan
Particulate Matter (PM)
Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan menunjukan PM10 (termasuk di dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi besar merusak jaringan tubuh. Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta eksaserbasi/serangan yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada penderita penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga pada pasien dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-anak dan orang tua sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah dengan kepadatan lalu lintas/polusi udara yang tinggi biasanya morbiditas penyakit pernapasan (pada anak dan lanjut usia) dan penyakit jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat signifikan.

Penelitian lanjutan pada hewan menunjukan bahwa PM dapat memicu inflamasi paru dan sistemik serta menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah (vascular endothelial dysfunction) yang memicu proses atheroskelosis dan infark miokard/serangan jantung koroner. Pajanan lebih besar dalam jangka panjang juga dapat memicu terbentuknya kanker (paru ataupun leukemia) dan kematian pada janin. Penelitian terbaru dengan follow up hampir 11 tahun menunjukan bahwa pajanan polutan (termasuk PM10) juga dapat mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal di mana belum terjadi gejala pernapasan yang mengganggu aktivitas.

Ozon
Ozon merupakan oksidan fotokimia penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi fotokimia dengan bantuan polutan lain seperti NOx, dan Volatile organic compounds. Pajanan jangka pendek/akut dapat menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan menggangu fungsi pertahanan paru dan kardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosis paru. Penelitian epidemiologis pada manusia menunjukan pajanan ozon yang tinggi dapat meningkatkan jumlah eksaserbasi/serangan asma.


NOx dan SOx
NOx dan SOx merupakan co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuk salah satunya dari pembakaran yang kurang sempurna bahan bakar fosil. Penelitian epidemologi menunjukan pajanan NO2,SO2 dan CO meningkatkan kematian/mortalitas akibat penyakit kardio-pulmoner (jantung dan paru) serta meningkatkan angka perawatan rumah sakit akibat penyakit-penyakit tersebut.


BAB II
PEMBAHASAN
DAMPAK POLUSI UDARA TERHADAP KESEHATAN MANUSIA

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrBprx64iDIYO-ZDcr4aytqWqq4XNip9VS4i34N_mTUnZfn4XOkXMQu59NCYxXu8En8a4MCQOoHLNrs8vz69GsB6E-dX2-B5Lt6zxpJSoc0zbmODsPidjP6y_PrTk-h5RGKT4Rma_74JUm/s1600/efek.jpg
A.    Udara
      Dalam kehidupannya, manusia setiap hari melakukan pernapasan untuk dapat melangsungkan kehidupannya. Didalam bernafas manusia melakukan dua siklus sekaligus yaitu: pengeluaran / penghembusan udara dengan mengeluarkan CO2 dan pemasukan / menghirup udara (O2). Siklus tersebut terjadi terus menerus selama manusia hidup. Dialam bebas, diketahui penghasil O2 adalah tumbuhan hijau yang melakukan fotosintetis.
      Udara yang bersih bermanfaat untuk kehidupan manusia, namun sebaliknya udara yang terkena pencemaran udara sangat buruk akibatnya bagi kesehatan dan kehidupan makhluk hidup terutama kehidupan manusia. Pencemaran udara tersebut sering terjadi sebagai efek negatif dari pembangunan dinegara berkembang, industri dinegara maju, aktifitas alam dsb.
      Dengan pengetahuan tentang udara bersih, sehat maka akan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat luas.
B.     Dampak Polusi Udara
1.      Terhadap kesehatan manusia
Telah lebih dari dua dasawarsa ini penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) dan gangguan saluran pernafasan lain selalu menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak yang dilaporkan oleh pusat-pusat pelayanan kesehatan masyarakat seperti: Puskesmas, Klinik, dan Rumah Sakit. Diketahui bahwa penyebab terjadinya ISPA dan penyakit gangguan saluran pernapasan lain adalah: rendahnya kualitas udara di dalam rumah dan atau di luar rumah baik secara biologis, fisik, maupun kimia. 
Hampir semua penyakit dan kematian yang terkait dengan pencemaran udara tersebut tercatat dan dilaporkan oleh Departemen Kesehatan melalui rumah sakit, puskesmas, dinas kesehatan provinsi dan kota/kabupaten. Namun, baik di tingkat pusat, provinsi, kota atau kabupaten, struktur organisasi yang spesifik menangani penanggulangan berikut pengawasan dampak kesehatan kualitas udara tersebut belum ada di institusi kesehatan. Sehingga, situasi dan kondisi ini dapat memperlemah upaya penanggulangan dampak kesehatan pencemaran udara berikut surveilans-nya. Dimana pada gilirannya, berakibat pada lemahnya informasi tentang kondisi senyatanya dampak kesehatan yang disebabkan oleh pencemaran udara.

C.    Polusi Udara
Seperti sudah disinggung diatas, Dampak polusi udara terjadi sebagai efek negatif dari pembangunan dinegara berkembang, industri dinegara maju, aktifitas alam dsb.
Secara garis besar polusi udara dibagi menjadi partikulat dan polusi gas.

1.        Partikulat
Partikulat (partikel) adalah pencemaran udara yang dapat berada bersama-sama bahan / bentuk pencemaran lain, macam-macam partikulat:
  1. Aerosol: tersebarnya partikel halus zat padat atau cairan dalam gas atau udara.
  2. Kabut (fog): aerosol yang berupa butiran air yang berada diudara.
  3. Asap (smoke): campuran antara butir padatan dan cairan terhembus melayang diudara.
  4. Debu (dust): aerosol yang berupa butiran melayang diudara karena adanya hembusan angin.
  5. Fume: aerosol yang berasal dari kondensasi uap logam.
  6. Plume: asap yang keluar dari cerobong asap suatu industri.
  7. Smoge: campuran dari smoke dan fog.

2.         Gas
  1. Sulfur Dioksida (SO2): dihasilkan oleh batu bara, bahan bakar minyak yang mengandung sulfur, pembakaran limbah pertanah, dan proses dalam industri. Dampak: efek iritasi pada saluran napas sehingga menimbulkan gejala batuk dan sesak napas.
  2. Hidrogen Sulfida (H2S): dihasilkan dari kawah gunung yang masih aktif dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap, dapat merusak indra penciuman (nervous olfactory)
  3. Nitrogen Oksida (N2O), Nitrogen Monoksida (NO), Nitrogen Dioksida (NO2): gas-gas ini berasal dari berbagai jenis pembakaran, gas buang kendaraan bermotor, peledak, pabrik pupuk. Efek: mengganggu sistem pernapasan dan melemahkan sistem pernapasan paru dan saluran napas sehingga paru-paru mudah terserang infeksi.
  4. Amoniak (NH3): berasal dari proses industri. Amoniak menimbulkan bau yang tidak sedap menyengat. Dan dapat menyebabkan gangguan sistem pernapasan, bronchitis, merusak indra penciuman.
  5. Karbon Dioksida (CO2), Karbon Monoksida (CO), Hidrokarbon: semua hasil pembakaran menghasilkan gas ini, begitu juga proses industri. Gas ini menimbulkan efek sistematik, karena meracuni tubuh dengan cara pengikatan hemoglobin yang amat vital bagi oksigenasi jaringan tubuh akibatnya apabila otak kekurangan oksigen dapat menimbulkan kematian. Dalam jumlah kecil dapat menimbulkan gangguan berpikir, gerakan otot, gangguan jantung.

3.         Gangguan Kesehatan
Gangguan kesehatan yang diakibatkan adanya pencemaran udara dikelompokkan menjadi 4 yaitu:
  1. Korosif: bahan pencemar bersifat merangsang terjadinya proses peradangan pernapasan pada bagian atas.
  2. Asfiksia: ini terjadi menyusul berkurangnya kemampuan tubuh dalam mengikat oksigen atau berkurangnya kadar oksigen didalam tubuh.
  3. Anesthesia: adalah dampak pencemaran udara yang bersifat menekan susunan saraf pusat sehingga mengakibatkan kehilangan kesadaran.
  4. Toksis: dampak yang ditimbulkan adalah timbulnya gangguan pada sistem pembuatan darah dan menyebabkan keracunan pada susunan saraf.


4.     Pengendalian Emisi
Bila emisi dikeluarkan dari suatu aktivitas tidak sesuai dengan baku mutu emisi, perlu dilakukan pengendalian terhadap emisi itu.
Berbagai alat pengendalian emisi antara lain:
  1. Filter Udara: berguna untuk menyaring partikel yang ikut keluar pada serobong agar tidak ikut terlepas kelingkungan.
  2. Pengendap Silikon: pengendap partikel yang ikut dalam emisi dengan pemanfaatan gaya sentrifugal dari partikel yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung silikon.
  3. Pengendap Sistem Gravitasi: berupa ruang panjang yang dialiri udara kotor secara perlahan sehingga partikel akan mengendap karena gaya beratnya.
  4. Pengendap Elektrostatik: digunakan untuk pemisahan partikel dibawah 5µm. Alat ini cocok untuk membersihkan udara kotor dalam volume besar, alat ini berupa tabung silinder yang dibagian tengahnya diberi kawat yang dialiri arus listrik, udara kotor akan menjadi ion negatif dan tertarik kedinding tabung, udara bersih akan berlalu.
  5. Filter Basah: untuk  memisahkan pencemaran non-partikel, media pemisah yang digunakan adalah larutan penyerap.
  6. Pengendalian khusus / menyaring gas SO2, NOHX maupun VOCS.
  7. Hujan Asam
Atmosfer dapat mengangkut berbagai cat pencemar ratusan kilometer jauhnya, sebelum menjatuhkannya kepermukaan bumi. Dalam perjalanan jauhnya, Atmosfer bertindak sebagi reaktor  kimia yang kompleks merubah cat pencemar setelah berinteraksi pada zat lain, uap air dan energi matahari. Pada kondisi dimana SO2  bereaksi menjadi uap air membentuk H2SO4  (asam sulfat) dan NO2 bereaksi dengan air uap air membentuk HNO3 (asam nitrat) yang selanjutnya turun kepermukaan bumi bersama air hujan yang dikenal dengan hujan asam, air hujan dengan Ph 5,6 dapat menimbulkan kerusakan berbagai jenis logam.
Dampak dari hujan asam antara lain:
  1. Merusak bangunan dan berkaratnya logam.
  2. Mempengaruhi kualitas air permukaan, bisa menggangu kehidupan akuatik danau.
  3. Merusak tanaman terutama hutan sehingga luas hutan berkurang.
  4. Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah, sehingga mempengaruhi kualitas air tanah.
  5. Menimbulkan berbagai penyakit kulit bagi beberapa masyarakat yang menggunakan air hujan sebagai satu-satunya air mandi.

Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Related : Dampak Polusi Udara Bagi Kesehatan Manusia Dan Lingkungan

0 comments:

Post a Comment

Tidak boleh spam
tidak boleh ceplas ceplos

berkomentarlah dengan baik, karena kriteria orang bisa di nilai dari apayang dia komentari :)